Rabu, 08 Agustus 2018

Power UP

Edit Posted by with No comments

41st



Monday lesson.

A. Sadarlah dan Berjaga-jagalah (DR)

Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.1 Petrus 5:8
Kita harus sadar dan berjaga-jaga karena kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi. Karena itu kita mau fokus pada keselamatan kita. Kita harus ingat bahwa lawan kita yang sesungguhnya adalah Iblis, supaya Iblis tidak mendapat keuntungan dari kita dan menelan kita. Gal. 5:14-15 menjelaskan lebih jauh bagaimana cara Iblis menjatuhkan kita, yaitu dengan menghasut jemaat Tuhan untuk saling menggigit dan saling menelan. Dengan jalan itu kita menjadi lupa untuk berfokus pada keselamatan sehingga tertinggal ketika Tuhan datang nanti.


Mat. 24:37-42 menulis tentang keadaan manusia menjelang kedatangan Tuhan. Situasi saat itu bukanlah situasi yang kacau balau, melainkan sama dengan situasi saat ini yang tenang. Namun tiba-tiba Tuhan datang dan melakukan pemisahan, yaitu antara orang yang benar menurut pemandangan-Nya dan orang yang tidak. Dan yang harus kita ketahui, pemisahan itu bukan hanya terjadi pada orang di luar Tuhan, namun juga pada hidup orang percaya. Karena itu jangan sampai kita lengah supaya kita semua tersingkir dari masa Antikris (Mat. 24:15-28). 


Dalam Mat. 25 kita akan melihat tiga kriteria Tuhan dalam melakukan pemisahan antara orang benar (yang tersingkir) dan orang yang tidak benar (yang tertinggal):
1. Perumpamaan tentang gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh (ayat 1-13)
Apakah yang menjadi perbedaan antara gadis-gadis yang bijaksana dan yang bodoh? Dalam ayat 3-4 dikatakan bahwa gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka. Untuk mengetahui lebih jauh arti minyak kita harus melihat apa yang menjadi dasar penolakan Tuhan pada kelima gadis bodoh dalam ayat 12.
Di ayat itu Tuhan berkata bahwa Ia tidak mengenal mereka. Kata “mengenal” di sini bukan sekedar tahu, tapi hubungan yang intim seperti suami istri. Ini berbicara tentang hubungan pribadi kita dengan Tuhan, bukan sekedar soal ibadah atau pelayanan. Jadi minyak berbicara tentang waktu yang kita pergunakan untuk bersekutu dengan Tuhan. Maka jelaslah bahwa perbedaan antara orang bijaksana (yang tersingkir) dan orang bodoh (yang tertinggal) adalah bagaimana orang tersebut mempergunakan waktunya untuk mengenal Tuhan lebih dalam (Efe. 5:15-16).

2. Perumpamaan tentang hamba yang rajin dan hamba yang malas (ayat 14-30)
Perumpamaan ini menceritakan tentang seorang tuan yang mempercayakan hartanya kepada hamba-hambanya menurut kesanggupan mereka, yaitu lima, dua, dan satu talenta. Talenta bisa berupa harta, bagian pelayanan, maupun karunia-karunia yang ada dalam diri kita. Hamba-hamba yang menerima lima dan dua talenta mempergunakan semua talentanya sehingga beroleh laba dua kali lipat. Tidak demikian dengan hamba yang malas. Ia tidak berbuat apa-apa, dan akibatnya talentanya diberikan kepada hamba yang setia tadi dan ia masuk dalam penghukuman.
Dalam ayat 26 tuan itu berkata kepada hamba yang malas itu: “Hai kamu, hamba yang jahat dan malas”. Hamba yang punya satu talenta ini kalau kita perhatikan dalam kisah itu tidak pernah berbuat kejahatan apa-apa selain tidak mempergunakan talentanya. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemalasan adalah suatu kejahatan di mata Tuhan. Kalau kita malas dalam melayani Tuhan atau mempergunakan talenta kita maka kita akan tertinggal. Tapi kalau kita setia mulai dari perkara kecil maka kita pasti akan tersingkir pada kedatangan Tuhan nanti.

3. Perumpamaan tentang domba dan kambing (ayat 31-46)
Domba dan kambing memiliki bentuk atau rupa yang mirip, namun “dalamnya” beda. Dan Tuhan sendirilah kelak yang akan memisahkan keduanya, domba di sebelah kanan dan kambing di sebelah kiri. Domba akan tersingkir, sedangkan kambing akan tertinggal. Yang sebenarnya membedakan domba dan kambing di mata Tuhan dapat kita lihat di ayat 35-40. Di situ dijelaskan bahwa yang membedakan adalah sikap dan perlakuan kita kepada orang lain.
Domba adalah binatang yang suka berkumpul dengan domba lainnya, tapi kambing lebih bersifat individual. Kambing adalah ciri orang yang tidak suka akan persatuan, tidak mau berbagi, tidak suka menolong dan mengasihi orang lain. Ingatlah bahwa segala sesuatu yang kita lakukan kepada orang lain, maka kita sedang melakukannya untuk Tuhan. Dan sebaliknya, segala sesuatu yang tidak kita lakukan untuk orang lain, berarti kita tidak melakukannya untuk Tuhan.
Dalam Yak. 4:17 dikatakan, “Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.” Dosa (Yunani: hamartia) berarti melakukan perbuatan yang umumnya kita ketahui sebagai kejahatan, seperti membunuh, berzinah, memfitnah dan lain sebagainya. Namun dosa ternyata juga kita lakukan ketika kita tidak berbuat baik, padahal kita tahu harus berbuat itu. Kita tahu ada orang lain yang perlu diperhatikan dan ditolong tapi kita menutup mata, maka kita sebenarnya sedang berbuat dosa, yang akibatnya sama dengan dosa lainnya, yaitu maut.

Kita telah melihat apa yang menjadi kriteria Tuhan dalam memisahkan manusia menjelang kedatangan-Nya kelak. Tentu kita semua ingin masuk dalam golongan yang tersingkir dan terangkat. Karena itu pergunakanlah waktu dengan bijaksana untuk mengenal Tuhan, setia dalam perkara-perkara yang Tuhan percayakan kepada kita, serta terus berbuat baik pada semua orang. Dengan demikian Tuhan akan menyambut kita pada kedatangan-Nya kelak. Maranatha, Tuhan datang! Tuhan Yesus memberkati.

B. Perumpamaan Tentang Hamba yang Setia dan Hamba yang Jahat (GP)

Bacaan: Matius 24:45-51

Ayat-ayat ini merupakan bagian tentang sikap berjaga-jaga dalam menyongsong hari  kedatangan Tuhan. Menjalani hidup tanpa kesiagaan atau persiapan, berarti kita sedang mempersiapkan kehidupan kita untuk masuk ke dalam suatu bencana yang sangat besar. Pemikiran yang paling berbahaya a dalah pemikiran bahwa masih banyak waktu, besok, atau nanti, sehingga kita lalai dalam mempersiapkan diri.
Melalui teks ini, dalam pandangan Allah manusia itu hanya terdiri atas dua kelompok yaitu “hamba yang setia” atau “hamba yang jahat, dan konsekuensi dari pilihan itu adalah sorga atau neraka. Tidak ada perbedaan antara pelayan dan bukan pelayan, antara pendeta ataupun jemaat biasa.
Jadi, untuk mempersiapkan diri kita menjelang hari kedatangan Tuhan, yang harus kita lakukan adalah menempatkan posisi kita sebagai hamba dari Tuhan.

Apa yang dimaksud menjadi seorang hamba?

Setiap kita yang percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruslamat, maka kita semua adalah hamba-hamba Allah.
Roma 6:22 Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal.
1. Seorang yang tidak memiliki hak atas dirinya. Seorang hamba tidak punya wewenang lagi atas dirinya sebab ia telah dibeli oleh pemiliknya. Hidupnya bukan miliknya lagi. Demikian juga dengan kita telah ditebus oleh Tuhan sehingga segenap kehidupan kita adalah milik Allah, dan Dia mau hidup kita memuliakan namaNya (1Kor 6:20). Seorang hamba harus rela menyangkal diri demi kehendak tuannya.

2. Seorang yang bekerja atau melayani (pekerja/pelayan). Tidak ada hamba yang menganggur, semua hamba punya tugas atau pekerjaan yang diberikan atau dipercayakan tuannya kepadanya. Semua anak Tuhan adalah “hamba”, jadi kita harus bekerja dan melayani Tuhan sesuai dengan kapasitas dan panggilan kita masing-masing.

3. Seorang yang mau atau bisa diatur (tunduk pada otoritas). Tidak ada hamba yang memilih, mengatur, dan menentukan jenis pekerjaan sesuai keinginannya. Tuhan mendelegasikan berbagai otoritas di atas kita yang harus kita taati. Semua hamba tahu bahwa ia diatur dan tunduk pada perintah majikannya. Kita harus mengerjakan apa yang menjadi kehendak Tuhan dalam kehidupan kita.

4. Seorang yang punya majikan atau pemimpin. Tidak ada hamba yang berdiri sendiri, semuanya memiliki majikan atau pemimpin. Demikian juga dalam Firman Allah, pelayanan tanpa penaklukan diri pada otoritas kepemimpinan (penggembalaan) adalah melayani diri sendiri. Orang yang tidak mau berada di bawah kepemimpinan, melanggar Firman. Sebab Allah mengangkat pemimpin dalam gereja-Nya dan memerintahkan umat-Nya untuk tunduk dan menghormati pemimpinnya.

5. Melakukan pekerjaan tepat seperti yang diperintahkan oleh tuannya.

6. Kebanggaan dan kemuliaan seorang hamba adalah ketika dia mendapatkan pujian dan penghargaan dari tuannya melalui apa yang telah dikerjakannya.

3 karakter hamba yang mempersiapkan kita pada hari kedatangan Tuhan:
1)  Setia (ay. 45)
Amsal 20:6 Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah (dimanakah) menemukannya?
Setia dalam Firman Tuhan berarti tetap dan teguh hati, taat, seorang yang bisa dipercaya, seorang yang dapat memegang janji, yang bertahan sampai akhir. Setia berkaitan erat dengan iman. Itu sebabnya seorang yang setia adalah seorang yang penuh iman. Pada saat kedatangan Tuhan kembali, Ia mencari orang-orang yang setia (Lukas 18:8).
Lukas 18:8  Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?"

2) Bijaksana
Kebijaksanaan adalah kemampuan untuk melihat hidup dari sudut pandang Tuhan dan kemudian mengetahui tindakan terbaik untuk dilakukan.  Dalam Alkitab, orang yang bijaksana disebut juga sebagai orang yang berhikmat. Hikmat sejati adalah kemampuan akal budi untuk memikirkan setiap aspek lalu mengambil keputusan tepat sebagaimana yang Tuhan inginkan.
Orang yang bijaksana adalah orang yang keputusannya selalu cocok dengan yang Tuhan mau. Hikmat sejati muncul ketika seseorang terus menerus memiliki hubungann yang intim dengan Tuhan dan juga FirmanNya.
Untuk menjadi hamba yang bijaksana kita bisa memintanya kepada Tuhan, seperti yang dilakukan oleh Salomo (1Raja-raja 3:9-10). Juga  melalui Firman Allah.Raja Daud berkata bahwa oleh Firman Allah dia menjadi lebih bijaksan dari pada musuh-musuhnya (Maz. 119:97-98)

3) Bertanggung jawab (ay. 46)

Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya  yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Atau, sikap menerima tugas dengan segala konsekuensinya, kemudian melakukannya dengan setia.
Sebagai hamba-hamba Tuhan, kita mengerjakan sesuatu bukan karena diawasi atau pun mencari pujian dari manusia, tetapi mengerjakannya seperti untuk Tuhan (Kolose 3:22-24). Segala sesuatu yang kita lakukan adalah untuk mempermuliakan Tuhan.

Penutup:

Bagaimana kesiapan kita dalam menyambut hari kedatangan Tuhan? Persiapkanlah hidup kita dengan cara memposisikan diri kita sebagai hamba yang baik, maka kita akan berbahagia untuk selama-lamanya. Mat 24:46  Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. Tuhan Yesus memberkati.


C. Hidup Berkenan Kepada Allah (NT)

Bacaan: 1 Yohanes 5:1-5

Kekristenan bukanlah sekedar taat melakukan kesepuluh perintah Allah, namun lebih jauh berkaitan dengan hidup yang dipagari oleh kehendak Allah. Dengan jalan demikian barulah hidup kita ini akan berkenan kepada Allah. Kita bisa belajar dari kehidupan bangsa Israel ketika berada di padang gurun. Mereka hanya berusaha melakukan kesepuluh perintah Allah, namun tidak mengejar hidup dalam kehendak Allah. Akhirnya dari sekian juta bangsa Israel, hanya dua orang, yaitu Yosua dan Kaleb, yang boleh masuk ke tanah Kanaan. Jadi apabila kita hanya fokus pada hukum Allah, maka kita dapat menjadi gagal untuk sampai kepada tujuan iman kita.


Mat. 7:21 berkata, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” Mengiring Tuhan bukanlah perkara yang mudah, namun kita harus selalu ingat bahwa kita ini adalah pribadi-pribadi yang lahir dari Allah (1 Yoh. 5:1), sehingga memiliki otoritas dan fasilitas dari Allah. Dalam diri orang percaya ada dua macam benih, yaitu benih natural dan benih ilahi atau supranatural. Benih natural adalah benih yang diwarisi dari orang tua, yaitu hukum dosa, yang menarik manusia untuk melakukan dosa (Rm. 7:18-20). Sebaliknya, benih ilahi memungkinkan kita untuk melakukan kehendak Allah.


Di dalam tubuh yang natural tidak mungkin seseorang dapat melakukan kehendak Allah, sekuat apapun usaha yang dilakukannya. Akan ada satu titik di mana tubuh yang natural ingin mementingkan diri sendiri dan kedagingannya. Dengan tubuh yang natural kita tidak akan dapat menjadi pewaris Kerajaan Allah. Namun dengan menjadi anak Allah kita memiliki dan dapat menikmati otoritas dan fasilitas dari Allah Yang Mahakuasa, yang menciptakan dunia ini dan segala isinya. Otoritas dan fasilitas yang dimaksud tidak lain adalah iman yang mengalahkan dunia dan menjadikan kita sebagai pemenang di dalam segala perkara (1 Yoh. 5:4).


Yang menjadi persoalan adalah apakah kita sudah mengalami hidup yang berkemenangan ini? Jika belum, maka jangan menyalahkan Tuhan, sebab otoritas dan fasilitas itu sudah diberikan oleh Tuhan ketika kita menjadi percaya. Masalahnya ada di diri kita sendiri. Karena itu kita perlu mengoreksi kehidupan kita, apakah ada hal-hal yang masih belum berkenan kepada Tuhan. Bila semua itu sudah dibereskan, maka secara otomatis kemenangan akan menjadi bagian kita. Kita akan menjadi seperti rajawali yang naik terbang mengatasi segala badai kehidupan dengan kekuatan baru yang Tuhan berikan.


Untuk itu kita akan melihat tiga hal yang menjadi kunci agar kita dapat berkenan kepada Allah. Kita akan belajar dari pengalaman bangsa Israel ketika Elia mengalahkan para nabi Baal di gunung Karmel dalam 1 Raj. 18. Ketiga hal tersebut adalah:
1. Doa yang berfokus pada kemuliaan Tuhan
Inilah doa Elia ketika ia memohon agar Tuhan mendengar doanya, “Jawablah aku, ya Tuhan, jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya Tuhan, dan Engkaulah yang membuat hati mereka tobat kembali.” (ayat 37). Tujuan doa Elia bukanlah untuk kepentingan dan kemashyurannya, melainkan agar ketika doa itu terjawab, bangsa Israel dapat mengetahui siapakah Allah sehingga hati mereka kembali kepada Tuhan (ayat 39). Doa seperti inilah yang membuka pintu kemurahan Tuhan dan mendatangkan mujizat. Dan ketika jawaban doa itu nyata, sadarilah bahwa semua itu terjadi hanya oleh kemurahan Tuhan semata.
Waktu kita menghadapi masalah jangan meninggalkan Tuhan, sebab di luar Tuhan hanya ada kemiskinan, penderitaan, bahkan kematian. Teruslah berdoa dengan tekun, sebab Tuhan mampu melakukan hal-hal yang bagi kita mustahil. Tuhan menjawab doa dengan berbagai cara, kadang jawaban itu langsung kita terima seperti yang dialami oleh Elia waktu melawan para nabi Baal (ayat 38). Namun terkadang jawaban itu tidak seketika datang, seperti ketika Elia berdoa memohon hujan turun (ayat 42-45). Ada proses yang mungkin harus kita lewati, namun percayalah bahwa Tuhan pasti menjawab doa yang benar.

2. Memiliki roh penundukan diri
Dalam ayat 30a Elia berkata kepada seluruh rakyat sebelum ia mempersembahkan korban: “Datanglah dekat kepadaku!” Maka mendekatlah seluruh rakyat itu kepadanya. Seluruh rakyat itu mau taat dan dengar-dengaran kepada Elia, padahal tadinya Elia tidak dianggap sebagai nabi oleh mereka. Mereka yang tadinya memberontak, sekarang menundukkan diri kepada Elia sebagai utusan Allah. Kita juga harus memiliki roh penundukan diri, bukan saja kepada Tuhan, tapi juga kepada otoritas yang Tuhan percayakan ada di atas kita. Otoritas tersebut bagaikan lokomotif yang akan membawa kita sampai ke tujuan. Di dalam roh pemberontakan tidak ada kedamaian, namun di dalam roh penundukan diri ada mujizat!

3. Memperbaiki mezbah Tuhan
Setelah rakyat mendekat, Elia memperbaiki mezbah Tuhan yang telah diruntuhkan (ayat 30b). Ketika Abraham dipanggil Tuhan untuk keluar dari rumahnya, hal pertama yang dilakukannya adalah membangun mezbah (Kej. 12:7). Ketika ia akan mempersembahkan Ishak, ia juga membangun mezbah bagi Tuhan (Kej. 22:9). Mezbah adalah dasar bagi kita untuk membawa persembahan bagi Tuhan. Bagaimana mungkin kita mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan kalau mezbah itu rusak? Mezbah berbicara tentang hati kita. Bila hati kita rusak, maka persembahan apapun yang kita berikan tidak akan berkenan di hati Tuhan.
Hati adalah satu-satunya ukuran Tuhan dalam menilai kita. Tuhan melihat hati kita, bukan rupa atau kemampuan kita (1 Sam. 16:7). Karena itu hati selalu menjadi sasaran utama Iblis untuk dirusak dan dihancurkan, sebab bila hati sudah rusak maka segala aspek dalam kehidupan orang tersebut juga pasti rusak (rumah tangga, pekerjaan, pelayanan, dan lain sebagainya). Karena itu jagalah hati kita dengan segala kewaspadaan (Ams. 4:23). Selain itu lakukanlah segala sesuatu dengan segenap hati kita seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia (Kol. 3:23).

Kita tentu rindu menikmati hidup yang berkemenangan. Itu adalah otoritas dan fasilitas yang Tuihan berikan ketika kita percaya. Namun semuanya itu tidak akan kita nikmati kalau hidup kita tidak berkenan kepada Tuhan. Karena itu berdoalah dengan tekun, milikilah roh penundukan diri, dan bangunlah mezbah hati kita. Percayalah kita pasti akan diberkati dan menjadi berkat! Tuhan Yesus memberkati.

D. Membangun Tempat Kediaman Allah (NT)

Bacaan: Hagai 1:1-8

Pada tahun 607 bangsa Israel ditawan di Babel. Selama 490 tahun mereka tidak memperingati Sabat. Sehingga akibatnya bangsa Israel ditawan selama 70 tahun di Babelonia. Kehidupan dalam tawanan itu pasti sangat menderita, sangat sulit, dan tidak ada pengharapan akan masa depan. Tetapi belas kasihan muncul ketika Raja Darius memerintah Babelonia. Raja Darius memberangkatkan Bangsa Israel kembali pulang ke tanah Perjanjian. Bangsa Israel harus kembali ke tanah Perjanjian dengan satu tujuan, yaitu membangun Bait Allah. 


Dalam Ezra 1:1-2 raja Koresh juga menghimbau agar semua orang Yahudi yang tinggal di Babelonia untuk pulang membangun kembali Bait Allah. Raja Koresh juga memberikan semua fasilitas untuk membangun kembali Bait Allah. Tetapi saat bangsa Israel sampai di Tanah Perjanjian mereka tidak segera membangun Bait Allah. Sampai Firman Tuhan datang melalui nabi Hagai di tahun ke 16 setelah mereka kembali ke tanah Perjanjian. Bangsa ini diingatkan bahwa mereka tidak menikmati hasil tanah Perjanjian. 


Hagai 1:6 “Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan ,tetapi tidak sampai kenyang… “ , padahal mereka ada di tanah Kanaan yang seharusnya melimpah susu dan madunya. Seharusnya mereka diberkati dan hidup berkelimpahan, tetapi pada kenyataannya mereka hidup sengsara. Hal ini terjadi karena mereka mengabaikan Firman Tuhan. Dalam Hagai 1:2 Bangsa Israel mengatakan belum tiba saatnya membangun kembali Rumah Tuhan.

Mengapa penting sekali untuk membangun kembali Bait Allah di Tanah Perjanjian? 2 Tawarikh 7:13-16

- Karena Bait Allah menjadi sarana memohon dan berkomunikasi dengan Tuhan.
- Allah akan mengembalikan keadaan mereka seperti semula dimana dipelihara dan dilindungi
- Dimana Nama Allah mau tinggal selama-lamanya di sana

Paulus mengatakan dalam 1 Korintus 3:16-17 “kamu adalah Bait Allah dan Roh Allah tinggal dalam kamu”. Kalau Allah di dalam kita, berarti Dia mengetahui setiap persoalan kita dan akan menyelesaikannya. Efesus 2:21 Kita adalah tempat kediaman Allah. Tempat kediaman Allah berarti dilindungi dan dipelihara oleh Allah. Inilah tujuan Tuhan menyelamatkan dan menjadikan kita sebagai Umat-Nya. Saat kita menjadi tempat kediaman Allah, hidup kita akan menjadi sangat berarti. Sudahkah kita menjaga tempat kediaman Allah? Jangan seperti bangsa Israel yang tidak memperdulikan Bait Allah.
Harus ada keinginan untuk memperbaiki Bait Allah. Tuhan memberi fasilitas Roh dan Firman untuk memperbaiki Bait Allah.

Ada 3 hal yang dituntut dari Hagai!
1. Hagai 1:5 “Perhatikanlah keadaanmu!”
Kita adalah ciptaan-Nya yang paling sempurna, tetapi kita ciptaan-Nya yang paling sulit dikoreksi. Karena itu Firman ini sampai datang 2x kepada Hagai. Perhatikanlah keadaanmu! Pemulihan terjadi ketika kita mengakui kesalahan kita. Firman Tuhan juga mengatakan penghakiman dimulai dari Rumah Allah. Kita tidak akan bisa memperbaiki diri bila kita tidak mau mengoreksi diri.

2. Hagai 1:8 “Jadi naiklah ke gunung”
Naik ke atas gunung dan membawa kayu untuk Rumah Tuhan membutuhkan waktu. Ini mengingatkan kita seberapa banyak waktu kita bersama Tuhan. Bagaimana kita bersahabat dengan Tuhan bila tidak berkomunikasi dengan Tuhan.

3. Hagai 1:8 “bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu”
Hal ini berbicara membawa persembahan yang terbaik. Melakukan segala sesuatu untuk Tuhan dengan tulus hati.

Tuhan mengukur segalanya melihat dari hati. Sekecil apapun yang kita lakukan untuk Tuhan akan dihargai Tuhan. Mari kita menjadikan kehidupan kita tempat kediaman Allah. Tuhan Yesus memberkati.

E. Kasih Yang Mula-Mula (Misnan - South Korea)

Bacaan: Wahyu 2:1-7

Pada ayat yang ke 5, Tuhan Yesus memberi suatu teguran keras kepada Jemaat Efesus, “Ingatlah betapa dalamnya kamu telah jatuh!”. Jemaat Efesus jatuh bukan karena dosa-dosa atau kesalahan, bukan karena mereka suam-suam kuku, bukan karena suka berpesta pora, bukan karena mereka jemaat yang lemah imannya. Justru Jemaat Efesus ini ditegur saat dalam keadaan giat-giatnya melayani pekerjaan Tuhan. Bahkan dikatakan mereka punya tiang-tiang doktrin yang kuat, sehingga mampu membedakan ajaran sesat (Ayat 2 & 6). Jemaat Efesus juga masih mengajarkan ajaran Tuhan Yesus dan tidak mengenal lelah memberitakan tentang Yesus (Ayat 3). 


Tetapi dalam ayat 4 dikatakan “Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau meninggalkan kasihmu yang semula”. Kata “Kasih” dalam bahasa aslinya ditulis “Agape” yang berarti Kasih yang tak terbatas. Kasih ini diberikan Allah ketika kita lahir baru/ bertobat. Kasih ini bisa dirasakan oleh Tuhan. Kasih yang semula ini harus menjadi standart hidup orang percaya. Sehebat apapun pekerjaan yang sudah dilakukan Jemaat Efesus, itu tidak berarti dihadapan Tuhan saat mereka sudah tidak memiliki kasih yang semula.
 

Mengapa “kasih yang mula-mula” itu menjadi sebuah ukuran atau standart orang percaya?
Ada 2 alasan:
1. Ketika seseorang sudah tidak lagi mempunyai “kasih yang mula-mula”, maka orang itu tidak lagi menempatkan Allah sebagai pusat penyembahan dan fokus pelayanannya.
Inilah yang dialami oleh Jemaat Efesus. Jemaat yang diberkati bukan hanya hal jasmani, tetapi juga hal-hal rohani. Karena Jemaat Efesus ini pernah diajar oleh Paulus, Apolos, Priskila, Akwila dan pengajar-pengajar yang luar biasa lainnya. Mereka menikmati kasih karunia yang luar biasa.
Tetapi setelah 40 tahun kemudian mereka kehilangan kasih yang semula. Jadi, sebenarnya mereka sedang melayani diri mereka sendiri. Secara teknis memang mereka memberikan yang terbaik untuk Tuhan, tetapi sebenarnya mereka menyembah atau melayani diri mereka sendiri.
Jemaat Efesus, mereka bisa dikatakan mengalami sebuah krisis rohani yang disebabkan karena telah meninggalkan kasih yang semula. Fokus hidup mereka bukan lagi kepada Allah,  fokusnya hanya kepada dirinya dan kepada kelompoknya.
Dalam Kel. 20:2-5 Allah menginginkan umat tebusanNya sujud beribadah kepada-Nya. Bagi Allah tidak ada yang lebih indah ketika Allah disembah oleh Umat-Nya.Ketika Bangsa Israel mendua hati, menyembah kepada Baal, mereka selalu mendapat hukuman. Dalam Matius 22:37 Yesus berkata “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.” Seringkali kita sudah merasa cukup dengan persembahan-persembahan yang kita berikan kepada Tuhan, kita merasa cukup dengan melayani pekerjaan Tuhan. Tetapi yang Tuhan mau adalah hati yang bisa dirasakan oleh hati Tuhan. Yang Tuhan inginkan adalah kasih yang mula-mula.

2. Seseorang yang tidak lagi memiliki “kasih yang mula-mula”, tidak lagi mempunyai kepekaan untuk mendengar teguran.
Di dalam Wahyu 2:1 dikatakan “Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus… “. Kata “malaikat jemaat” menunjuk kepada seseorang yang ditunjuk oleh Allah untuk menyampaikan Firman Allah. Bisa saja Rasul, Pengajar, Penginjil, Nabi, atau Gembala di Jemaat Efesus. Di dalam ayat 2-3, Tuhan Yesus memuji jemaat Efesus. Tuhan memuji jemaat Efesus karena mereka tetap kokoh meskipun dalam keadaan minoritas. Mereka hidup ditengah-tengah penyembah dewi Artemis, dan mereka dibawah kekuasaan Kaisar Roma Domitianus yang begitu ingin dipuja dan disembah. Tetapi mereka tetap pada pendirian untuk ikut jalan Kristus.
Di tengah tekanan itu Tuhan Yesus juga berfirman “Aku mencela engkau”. Kata mencela ini juga bisa diartikan menentang. Di satu sisi mereka melakukan pelayanan yang luar biasa tapi dalam satu sisi Allah melawan jemaat Efesus. Mengapa? Karena mereka meninggalkan kasih yang mula-mula.  Dalam ayat 5 dikatakan “jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya.. “. Kaki dian adalah penerang Ruang Kudus dalam Kemah Suci. Kaki dian juga menjadi simbol gereja mula-mula, dimana gereja dibangun oleh Kristus untuk menerangi dunia ini. Supaya mereka memberitakan Injil dan menjadi saksi-saksi. Gereja memiliki suatu tugas yaitu memberitakan Injil Kerajaan Sorga, dan semua itu harus didasari oleh kasih yang mula-mula.
Mari melihat diri kita masing-masing, apakah “kasih yang semula” itu masih ada di dalam kehidupan kita?

Kesimpulan:

Sehebat apapun kita melayani Tuhan kalau kita tidak memiliki kasih yang semula ,maka semuanya tidak berguna. Saat kita memiliki kasih mula-mula itu  maka kita akan mengerti isi hati Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.

F. Arti Penyertaan Tuhan (Misnan-South Korea)

Bacaan: Kel. 13:20-21, Kel. 15:22-27

Setiap manusia mengalami masalah, persoalan dalam hidup, segala sesuatu bisa terjadi. Menjadi pergumulan kita, apa arti penyertaan Tuhan dalam hidup orang percaya. Jika kita salah mengartikan, kita bisa undur dan meninggalkan Tuhan sebaliknya jika kita mengerti artinya, kita akan menjadi orang yang kokoh dalam Tuhan.

Apakah arti penyertaan Tuhan?
1. Penyertaan Tuhan bukan berarti menjamin hidup bebas dari masalah.
Ketika bangsa Israel keluar dari Mesir membawa banyak jarahan, mereka sangat bersukacita dan tahu Tuhan menyertai mereka. Mereka percaya ini penyertaan Tuhan. tetapi sampai di Baal Zefon, mereka ketakutan. Di depan mereka ada Laut Teberau, belakang mereka orang Mesir. Setelah kejadian itu, mereka berjalan tanpa ada air. Menjadi pertanyaan mereka dan kita semua, apakah Tuhan menyertai? Jika iya Tuhan menyertai, mengapa ada masalah. Jika Tuhan tidak menyertai, mengapa ada tiang awan dan api disana.
Jadi penyertaan Tuhan bukan berarti manusia bebas dari masalah. Masalah boleh datang tetapi sebagai orang percaya kita tahu ada penyertaan Tuhan.

2. Penyertaan Tuhan bukan berarti Tuhan selalu mencukupi kebutuhan jasmani.
Ada pengajaran yang berkata kita semua adalah anak Raja, tidak mungkin kelaparan, tidak mungkin kekurangan. Pada kenyataannya, banyak orang kekurangan secara materi. Apakah benar bentuk penyertaan Tuhan ketika kita tidak kekurangan secara materi?
Bangsa Israel setelah terlepas dari Laut Teberau sangat bersukacita, tetapi 3 hari kemudian ada masalah baru, mereka kekurangan air. Hati mereka mulai dongkol dan bersungut-sungut. Puncak kekecewaan mereka waktu di Mara melihat Oase. Mereka mengira itu penyertaan Tuhan tetapi ternyata airnya pahit. Tiang awan dan api masih ada, sebagai tanda Tuhan ada dan bekerja dalam kehidupan mereka. Mereka menganggap penyertaan Tuhan itu berupa materi yang bisa dilihat dan dinikmati.
Bagaimana dengan kita? Apakah penyertaan Tuhan itu ketika kita kaya, sukses dan ketika miskin tidak punya apa-apa berarti tidak disertai Tuhan? Ayub punya segalanya dengan melimpah dan kita katakan ia disertai Tuhan. Ketika Ayub miskin, segala yang dimilikinya hancur, beranikah kita katakan ia tidak disertai Tuhan? Anak Tuhan sering mengaitkan penyertaan Tuhan dengan materi yang kita dapatkan atau tidak. Tetapi penyertaan Tuhan tidak bisa dikaitkan dengan materi. Ada kalanya Tuhan membiarkan kita ada dalam kekurangan, masalah supaya kita melihat ada tiang awan dan api. Selama tiang awan dan api masih berdiri, Tuhan mengerti, menolong dan bertanggungjawab dalam hidup kita. Hidup kita dijamin Tuhan.

  
3. Penyertaan Tuhan berarti Tuhan hadir dan berfirman kepada kita
Ketika bangsa Israel minum air yang pahit, Musa berseru-seru kepada Tuhan dan air keluar. Israel merasa Tuhan tidak menolong, bersungut-sungut dan marah pada Musa, lalu Tuhan membuat mujizat.
Penyertaan Tuhan ada ketika Tuhan hadir dan berfirman. Penyertaan Tuhan yang jauh lebih bernilai dari segala sesuatu adalah firman Tuhan. Daud benar-benar menghargai Firman Tuhan lebih dari yang dimiliki dan selalu menghadirkan Tuhan dalam segala yang dilakukannya (Maz. 19). Daud selalu menghadirkan Tuhan dan bergaul dengan firman Tuhan.
Ketika masalah datang dan kita mengalami badai, apakah prestasi, koneksi, investasi atau reputasi kita bisa mengatasi masalah? Hanya ada 1 yang bisa membuat kita kuat yaitu IMAN. Bagaimana iman bisa timbul? Rom. 10:17. Semua kita bisa mengalami hal yang buruk, tetapi ketika kita meghadirkan Tuhan, mencintai firman Tuhan dan mendengar firmanNya, maka iman kita timbul dan kita semakin mengasihi Tuhan. Tahu atau tidak, mengerti atau tidak, tetaplah membaca firman Tuhan, dan satu kali kita akan mengerti Tuhan selalu menyertai dan menolong kita. Jangan takut menghadapi kesulitan, masalah, semua itu boleh dan pasti datang. Tetapi orang yang menghadirkan Tuhan dan merenungkan firman Tuhan, selalu disertai Tuhan.

4. Penyertaan Tuhan berarti Tuhan selalu menuntun umatNya pada jalan yang benar.
Terkadang kita ragu, apakah Tuhan menyertai dan menolong ketika kita melangkah. Israel juga bertanya, bahkan bersungut-sungut dan marah kepada Musa. Mereka dongkol karena keinginannya tidak terpenuhi dan berhenti marah ketika Tuhan menjawab mereka. Jarak Mara ke Elim sekitar 7 mil/11km. Seandainya mereka tahu Tuhan selalu menyertai dan menuntun ke jalan yang benar, mereka pasti tidak bersungut-sungut. Bangsa Israel keluar dari Mesir menuju Kanaan sebenarnya hanya membutuhkan waktu 3 hari, namun mereka dibawa jalan memutar. Tetapi Tuhan tidak pernah salah menuntun.  Kita juga sering bertanya apakah benar jalan yang sedang kita tempuh ini, berapa lama kita sudah berdoa dalam pergumulan? Tuhan tidak pernah salah dalam keputusanNya, penyertaanNya, jalanNya selalu benar untuk kita.
Dalam perjanjian lama ada orang-orang yang seandainya tahu Tuhan menyertai, pasti mereka akan melakukan sesuatu dengan sukacita.
- Yakub - jika tahu akan dipertemukan dengan Esau pasti tidak akan lari ketakutan saat dikejar Esau.
- Yosua - jika tahu Allah menyertai pasti tidak tawar hati.
- Elia - jika tahu akan diangkat hidup-hidup pasti tidak akan takut dengan Izebel.
- Ayub - jika tahu penderitaan akan dipulihkan maka tidak akan bersungut-sungut.

Kitapun ketika tahu Tuhan menyertai, pasti kita akan bersukacita. Tuhan dalam firmanNya berjanji menyertai kita orang percaya sampai ke ujung bumi. Ketika kita merenungkan firman dan menghadirkan Tuhan dalam hidup kita, maka penyertaan Tuhan selalu ada dalam kita. Kita hidup di tengah bangsa yang tidak mengenal Tuhan dan banyak penderitaan. Bangsa Israel juga hidup  dikelilingi oleh 22 negara yang tidak mengenal Tuhan dan mereka tetap bertahan berdiri karena disertai Allah. Apalagi kita sebagai orang percaya yang memiliki janji yang pasti dari Tuhan, pasti Tuhan akan menyertai kita. Jangan berpikir Tuhan sedang membawa kita ke jalan yang salah. Tuhan selalu membawa kepada jalan yang benar karena Dia Allah maha tahu dan bijaksana. Jangan takut dan gelisah menghadapi kesulitan dan jalan buntu karena di dalam Tuhan selalu ada jalan dan Tuhan menyertai kita untuk selamanya. Tuhan Yesus memberkati.  




Aduh udah lama bener aku ngga update, karena sekarang 2x seminggu aku ngegym, terus aku juga punya tugas buat belajar science sec 1, 2 buku aku habisin dalam waktu 2 minggu. Good news, annisa graduation bulan ini, agustus 2018. Sibuk main the sims buat completing live event, juga bikin aku jarang buka laptop. Aku punya plan buat bikin journal supaya aku pas ke korsel bisa backpackeran. Tapi ya itu masih rencana, terus aku juga pengen nyobain soju. Oh ya, kalo ditanya buat sekolah lagi, aku bakal jawab yes sure. Aku akan coba 2x kgsp tapi gatau nih, namanya lucky dan restu masih jadi bayang-bayang, yang jelas mimpiku aku pengen ke korsel.  

Hari bakwan jagung, emoji sedunia, hot dog, ngerjain mantan, junk food, mangga, nenek tercinta, saudara sepupu, menyapa gebetan, om dan tante, ngobrol di lift, hepatitis sedunia, chicken wings, persahabatan, cheesecake, sahabat perempuan, ice cream sandwich, semangka, saudara perempuan, pakaian dalam, root beer float, kepoin sahabat, kucing sedunia.

Oke langsung aja tips-tips buat kamu.
  1. Kalau kamu suka marah-marah tanpa sebab? Bisa jadi kamu merasa kurang tidur atau merasa lelah, sehingga menjadi kerja otakmu menurun dan jadi stress. Dan penyebab lainnya bisa jadi kamu merasa diabaikan dan tidak diperdulikan oleh orang disekitarmu.
  2. Kamu orang narsis : Orang yang memiliki ego tinggi dan susah menerima kritikan, berharap dipuja-puja dan dikagumi oleh orang lain, tapi kamu benci saat melihat atau mendengar orang lain lebih bahagia dan sukses.
  3. Alasan gak perlu ngumbar kemesraan di medsos : Kamu akan kehilangan momen terbaik dengan dia karena sibuk mencari gambar yang terbaik, memicu penggoda datang, munculnya munculnya netizen nyinyir, munculnya rasa insecure dan masalah baru pada hubungan (contoh mantan yang tiba-tiba like atau comment). Oya dikit-dikit curhat di medsos ngga bikin orang jadi simpati.
  4. Orang yang terus menerus mengecek hp punya tingkat stress lebih tinggi daripada orang yang jarang mengecek hp. Oh ya jangan suka main hp di tempat gelap ya, karena paparan cahaya biru bisa mengakibatkan resiko terkena kanker payudara dan prostat. Radiasi medan elektromagnetik di hpmu juga bisa menyebabkan tumor otak bila kamu suka meletakkan gadget di bawah bantalmu. 
  5. Dewasa dalam memilih pasangan adalah lebih mengutamakan pasangan yang mau bekerja keras, setia dan punya visi yang sama denganmu. Bukan yang mencari pasangan yang penting kaya dari materi, romantis atau bisa mengantar jemputmu setiap saat.
  6. Cara pdkt dengan cowok yang cuek : aktif untuk pdkt saat ketemuan juga gak hanya di sosmed, berada di lingkungan temannya dapat membuat si dia penasaran, dekati dia dengan cara tarik ulur, kamu harus miliki sifat sabar dan tenang biar gak kebawa perasaan. Buat bikin cowok cuek perhatian dengamu, tetap berikanlah perhatian untuknya agar dia merasa nyaman, jangan berusaha untuk menuntutnya, tapi curahkan perhatian yang lebih pada cowokmu agar perlahan dia sadar, dan menirunya serta memberi perhatian padamu. Berilah dahulu maka kamu akan diberi.
  7. Tips atasi cemburu : belajar untuk berpikiran negatif, ingat akan kebaikannya, momen indah bersamanya, dan perjuangan kalian. Berusaha untuk berpikiran positif dan percaya padanya.
  8. Percaya diri dan sombong bedanya tipis. 
  9. Alasan pria tak kunjung mendekat, walau kamu cantik: kamu terus menunggu pria yang sempurna datang kepadamu karena setiap pria yang mendekatimu tak pernah sempurna, kamu terlalu emosional dan cepat membuka diri (ceritakan pengalaman lucu yang membuat kalian tertawa berdua bukan kesedihan atau rasa bapermu), kamu sangat menyayangi diri kamu sendiri sehingga pria yang mendekatimu seperti gangguan buatmu (padahal kamu adalah mahkluk sosial yang butuh pendamping, kecuali kamu bisa mengatasi rasa kesepianmu), kamu wanita karir yang sibuk bekerja, kamu selalu membesar-besarkan kekurangan dia, kamu masih takut dekat-dekat karena takut disakiti (jangan menutup diri, berikan dirimu kesempatan).
  10. Jangan jadi sempurna, jadilah diri kamu sendiri. Jangan jadi apa yang menurutmu orang lain inginkan. Tapi jadilah dirimu yang kamu kenali. Jangan melihat keluar dari dirimu. Karena semuanya sudah ada di dalam kamu sendiri. 
  11. We want relationship where we talk like best friends, play like kids, argue like husband and wife, and protect each other like siblings. Yang perlu cowok tau : cewek benar-benar mencintaimu akan marah kepadamu karena banyak hal tapi akan tetap berada disisimu. Yang perlu cewek tau : pria yang benar-benar mencintaimu tidak akan membiarkanmu pergi, tidak peduli seberapa berat situasi yang akan kalian hadapi.
  12. Dia pasangan yang setia : Tiap keutusan dan tindakan cowok yang dia ambil selalu mengutamakan perasaanmu. Saat kalian tengkar, dia tidak caper / berusaha deketin cewek lain.
  13. Move on terasa berat? Mungkin karena :
  • Coba pikirkan kata-kata menyakitkan yang pernah ia lontarkan
  • Isi Hp kamu dengan hobi dan games, untuk menghindari kenangan dengannya
  • Hapus semua foto kamu dengan mantan, apa pentingnya lagi?
  • Mintalah pendapat pada temanmu mengapa kalian berdua memang tidak pantas
  • Perbanyak kegiatanmu
  • Jangan hubungi mantan lagi, gengsi, nanti dicap ngarep minta balikan
  • Perluas lagi pergaulanmu, sapa tau ada pangeran yang menunggumu
  • Batasi penggunaan sosmed, dia baik-baik saja tanpa kamu
  • Sayangi diri kamu sendiri, hanya kamu yang bisa menyembuhkan dirimu dari penyakit sakit hati
  • Jika ada seseorang yang cukup bodoh untuk pergi darimu, jadilah orang yang cukup pintar untuk membiarkan orang itu pergi dari hidupmu 
  
Oke segitu dulu buat development our behaviour sengaja aku pisah karena card games lumayan banyak. Hope you enjoy.


0 komentar:

Posting Komentar